Pertanyaan ini sederhana, namun jawabannya belum tentu sederhana. Seorang ilmuan bisa saja menjadi mantan ilmuan manakala seseorang telah meninggalkan perilaku seorang ilmuan. Setiap profesi atau ilmuan tentu kepadanya melekat budaya sikap atau perilaku yang menjadi ciri apakah ia seorang ilmuan, pernah menjadi ilmuan atau bukan ilmuan sama sekali.
Dalam berbagai kesempatan live streaming di berbagai platform media, Rismon Sianipar yang dikenal publik sebagai seorang lulusan Doktor luar negeri (Jepang), kerap kali menyampaikan pernyataan-pernyataan yang jauh dari kesan seorang ilmuan.
Sebagaimana diketahui seorang ilmuan lekat dengan perilaku tenang, terukur dalam berbicara atau menyampaikan pemikiran, berorientasi pada masalah dan menjaga jarak dengan emosi. Seorang ilmuan adalah pribadi yang membiarkan data berbicara. Ia tidak memaksa sebuah data mengikuti keinginannya.
Ilmuan senantiasa mengabdi, loyal pada fata, data. Sebagaimana adanya data menampilkan dirinya, demikianlah kenyataan yang harus disampaikan. Sepahit apapun, seorang ilmuan tidak dapat mengkhianati fakta atau data.
Sebagai seorang ilmuan ia tidak mengedepankan subjektivitas, selalu memastikan objektivitas mengendalikan penilaiannya. Sekalipun unsur subjektivitas sering kali menggoda seorang ilmuan, namun ia tetap harus mengutamakan sikap objektif, sekalipun harus melawan keyakinan perspektifnya.
Sikap objektivitas inilah yang akan menjadi penanda kuat bahwa seseorang masih mementingkan sikap ilmiah. Tanpa objektivitas, subjektivitas atau keakuan ilmuanlah yang akan menguasai benaknya dan potensial akan menyesatkan banyak pihak.
Admin, BPP
Foto, Sawitku
Komentar0