GUA0GfA9TpA5GUGlTfYiGUG6TY==

MENGGOYANG GIBRAN

Penulis: Ken Savitri

Menurut Hans J. Morgenthau (1904–1980), manusia memiliki gairah untuk menggengam power yang tak terpuaskan, atau yang dia sebut dengan animus dominandi (keinginan untuk mendominasi), dalam segala jaman dan universal, adalah penyebab utama adanya konflik. ( Korab-Karpowicz, 2023).

Sebenarnya teori Morgenthau lebih menekankan pada hubungan antar negara, namun penulis tertarik untuk menggunakan concept of power dengan mengganti aktor nation (negara) dengan partai politik ataupun lembaga swadaya masyarakat (LSM).

 Permainan politik bukanlah permainan untuk mereka yang tidak memiliki daya tahan yang kuat. Jalan menuju tujuan seringkali berliku-liku, penuh dengan tikungan, jebakan dan bahkan terkadang kecelakaan. Hanya sebagian saja yang beruntung untuk mendapatkan jalan yang mudah dan mulus. Namun seperti yang dikatakan oleh Machiavelli dalam bukunya, “Sang Penguasa” (Machiavelli, 2004, hal. 57), Fortuna (Keberuntungan) adalah seperti sungai beraliran deras, yang ketika banjir dan meluap ke daratan akan menyapu segalanya, kecuali mereka yang pada saat cuaca bagus mempersiapkan diri dengan membangun kanal dan jaluran kendali, sehingga ketika banjir datang, kekuatannya terkendali dan tidak begitu berbahaya.

Demikian pula dengan Gibran. Salah satu keberuntungannya adalah dia dilahirkan sebagai anak dari seorang presiden, namun tanpa usaha keras dari berbagai pihak ditambah dengan jalan berliku-liku yang harus ditempuh, Gibran tidak akan menjadi wakil presiden seperti sekarang ini. Bahkan faktor ‘keberuntungan’ tersebut pada akhirnya berbalik arah dan dijadikan sebagai senjata untuk menyerang kedudukannya. Proses penyerangan – kalau kita bisa menggunakan kalimat tersebut – sebenarnya bermula sejak awal. 

 Memasuki tahun ketiga pemerintahan Jokowi II, parpol mulai membentuk koalisi. Hingga September 2022, telah terbentuk dua koalisi:

1) Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

2) Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), bentukan dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sementara itu Nasdem, Demokrat dan Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) baru dikabarkan akan membentuk koalisi (Paat, 2022).

 

Mengapa parpol yang berbeda ideologi dan tujuan mau membentuk koalisi? Tentunya, disamping tujuan untuk meraih kekuasaan, jumlah kursi di parlemen yang mereka peroleh belum memenuhi ketentuan presidential threshold.

Presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden diatur dalam Pasal 222 UU No 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang mensyaratkan partai politik atau gabungan partai politik memiliki minimal 20 persen kursi DPR atau persen suara sah nasional pada pemilu legislatif sebelumnya untuk dapat mengusulkan calon presiden dan wakil presiden.

Selain Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang perolehan kursi PDIP di DPR sebanyak 128 kursi atau 22,26 persen. Karena itu, Megawati Soekarnoputri baru-baru ini mengatakan pihaknya mempertimbangkan untuk mengusung pasangan capres dan cawapres sendiri (Paat, 2022).

Dengan tingkat kepuasan rakyat pada kinerja pemerintah yang tinggi, yaitu: 69.5 persen (Charter Politika, 2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi semacam king maker  atau seseorang yang memiliki pengaruh yang besar dalam penentuan kandidat untuk posisi politik (Kamus Merriam webster).

 Catatan penulis: mulai sekarang, semua data survey yang penulis gunakan berasal dari Charter Politika 2022, kecuali dinyatakan berbeda.

Ganjar Pranowo (Ganjar) yang memiliki keberuntungan berada dalam parpol yang sama dengan Jokowi yaitu PDIP memiliki elektibilitas yang tinggi, yaitu 32,6 persen; sedangkan Anies Baswedan (Anies) 23,1 persen dan Prabowo Subianto (Prabowo) 22,0 persen.

Bagaikan perasaan seorang remaja, politik adalah sebuah fenomena yang sangat dinamik. Kondisi yang tenang di pagi hari akan dapat berubah di siang hari begitu bersentuhan dengan berita, gosip dan rumor. Setiap politisi menyadari hal itu, dan disinilah kematangan seorang politisi akan teruji.

Rumour has it, Megawati Sukarno Putri (Megawati) tidak menyukai ketika Jokowi mulai mengkampanyekan Ganjar sebagai pasangan Prabowo di pemilihan presiden (pilpres) 2024. Terlebih-lebih dengan kehadiran Ganjar di Rakernas Projo (Pro Jokowi) di pertengahan Mei 2022, yang disinyalir sebagai dukungan Jokowi ke Ganjar. Masih menurut rumor, Megawati menginginkan Puan Maharani (Puan). Begitu kencang rumor itu, sehingga Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Pareira merasa perlu menyangkalnya. (Hutabarat, 2022)

Sepertinya instink Jokowi tepat, karena seperti tertera di survey Charter Politika, elektibilitas Puan hanyalah 1,6 persen.

Namun sejak kapan nama Gibran mulai masuk dalam arena bursa calon presiden ataupun wakil presiden?

Musyawarah Rakyat Indonesia (Musra Indonesia), yang merupakan pertemuan para relawan Jokowi, menggelar pertemuan di 34 provinsi di Indonesia dengan salah satu tujuannya adalah membahas kriteria pemimpin dan nama calon presiden dan wakil presiden (Tempo, 2022). Pada salah satu pertemuan tersebut, tepatnya Musra Indonesia XVII, pada tanggal 4 Feb 2023 di Semarang, nama Gibran muncul sebagai salah satu calon presiden dan wakil presiden, dengan perolehan suara 65 atau 0,66 persen (DetikJateng, 2023).

Yang menjadi permasalahan adalah Gibran baru akan berumur 37 tahun di tahun 2024, sedangkan UU no 7/2017 mengenai Pemilu pasal 169 q, dinyatakan bahwa persyaratan calon presiden dan wakil presiden berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun.

Namun politik adalah seperti ramalan cuaca. Kita hanya bisa mengira-ira, namun hasilnya yang sebenarnya tidak akan pernah diketahui, kecuali di hari H-nya.

Ketika PDIP mengumumkan secara resmi pencalonan Ganjar pada tanggal 21 April 2023, kemungkinan pasangan Prabowo-Ganjar menjadi hilang, dan dengan demikian – kalau kita percaya rumor – hubungan Megawati dan Jokowi semakin memburuk. Apakah  Bolone Mase, gabungan relawan yang mendukung Gibran, memanfaatkan kesempatan tersebut ketika mereka bertemu dan mengajukan nama Gibran ke Prabowo di awal Agustus 2023 (R.W Asih, 2023), hanya mereka yang bisa menjawab.

Situasi perpolitikan di Indonesia kembali berubah ketika Anies didukung oleh Nasional Demokrat (Nasdem) mengumumkan pencalonannya didampingi oleh Muhaimin Iskandar (PKB) pada tanggal 2 September. Perlu diingat, PKB dulunya berkoalisi dengan Gerindra (Prabowo); sementara Anies didukung oleh Partai Demokrat, yang menginginkan ketuanya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai calon wakil presiden.

 Pada 30 September 2023, Almas Tsaqibbiru Re A mengajukan petisi ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk uji materi Pasal 169 huruf q UU No. 7 Tahun 2017, dengan alasan pasal tersebut membatasi hak konstitusional warga negara untuk mencalonkan diri, terutama bagi mereka yang telah memiliki pengalaman memimpin melalui jabatan publik yang dipilih melalui pemilu, seperti kepala daerah.

Keputusan MK  teregistrasi dengan nomor perkara 90/PUU-XXI/2023 pada tanggal 16 Oktober 2023 yang mengabulkan petisi dari Almas Tsaqibbiru Re A mengenai pasal tersebut di atas membuka kesempatan Gibran yang pada saat itu menjabat sebagai walikota Surakarta untuk maju sebagai calon presiden ataupun wakil presiden.

Dan pada tanggal 22 Oktober 2023, Gibran resmi diumumkan sebagai calon wapres mendampingi Prabowo yang maju sebagai capres.

 Sumber gambar, CNN Indonesia

Referensi:

1. Korab-Karpowicz, W. Julian, "Political Realism in International Relations", The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Winter 2023 Edition), Edward N. Zalta & Uri Nodelman (eds.)

2. Niccolo Machiavelli, “The Prince”, translated by W.K Mariott, 2004, hal. 57

3. Yustinus Patris Paat, “Ini Peta Koalisi Partai Menuju Pilpres 2024”, Berita Satu, 19-10-22.

https://www.beritasatu.com/megapolitan/978715/ini-peta-politik-koalisi-partai-politik-menuju-pilpres-2024

4. Indonesia, (2017), Undang-undang tentang Pemilihan Umum, (UU) No. 7 Tahun 2017, Kementerian Hukum dan HAM.

5. Yustinus, Patris Paat, supra.

 

6. Survei Nasional Charta Politika Indonesia, “Persepsi Publik Terkait Kinerja Pemerintah dan Peta

Elektoral Terkini”, 29 Nov 2022.

 

7. Merriam Webster, https://www.merriam-webster.com/dictionary/kingmaker

 

8. Charter Politika, supra.

 

9. Delvira Hutabarat, “Isu Perbedaan Pilihan antara Jokowi dan Megawati, PDIP: Usung Capres Hak Prerogatif Ketum”, Liputan6, 9 Jun 2022.

 

10. Tempo, “Belasan Elemen Relawan Jokowi Gelar Musyawarah Rakyat, Punya 3 Tujuan”, 20 Aug 2022.

 

11. Tim DetikJateng, “Kala Gibran Bicara Umur di Bursa Cawapres Musra XVII di Semarang”, Detik Jateng, 9 Feb 2023.

 

12. Restu Wahyuning Asih, “Kronologi Mencuatnya Nama Gibran Jadi Cawapres Prabowo, Bermula dari Ini”, Bisnis.com, 20 Okt 2023.

 

Komentar0

Type above and press Enter to search.