John C. Maxwell dalam bukunya kepemimpinan 360 derajat menuliskan pemikiran yang menarik direnungkan bagi siapa saja yang berupaya mengembangkan relasi kepemimpinan. Ia bertutur," ingat saja bahwa orang selalu bergerak ke arah seseorang yang meninggikan mereka dan menjauhi siapa yang merendahkan mereka.
Setiap orang, jauh dalam dirinya, memiliki kebutuhan terbesar untuk dapat dihargai, dihormati setinggi-tingginya. Kritik, sekalipun bersifat membangun, tetap saja memiliki efek "melukai". Karena itu, setiap orang perlu mempertimbangkan dengan seksama untuk menyampaikan kritik. Ingat, bahwa kebutuhan manusi adalah di puji, bukan dikritik.
Namun, memberikan pujian harus berlangsung secara alami. Tidak dibuat-buat atau sebentuk manipulasi. Cepat atau lambat orang dapat mendeteksi apakah Anda memuji mereka secara tulus, apa adanya atau sedang "menjilat". Memuji bukan menjilat!
Lantas, bagaimana caranya agar memuji tidak menjilat? Sebagaimana disebutkan sebelumnya, tulus dan alamiah dalam memberikan pujian. Ketulusan berhubungan dengan apa adanya kualitas yang dipuji. Memang, terkadang seseorang tidak memiliki sesuatu yang berkualitas unggul untuk dipuji. Bagaimanpun juga carilah sesuatu yang baik dalam diri seseorang.
Memuji merupakan cara terbaik untuk menempatkan diri kita pada lingkaran orang-orang penting. Sejatinya, seriap orang sudah terlalu lelah, daya tahan emosinya begiti tipis karena terkuras di tempat kerja, di kantor, di kampus, dll. Mereka butuh semacam oase. Sebuah tempat dimana mereka dapat mengistirahatkan jiwa.
Memuji, bukan menjilat dapat membawa keuntungan yang tidak terbayangkan. Bagaimanapun juga orang-orang membutuhkan "satu kata atau lebih" untuk menstimulurs energi pembangun dalam diri mereka, energi yang dapat memicu letupan energi baru.
Admin, BPP
Image: fellow,app
Komentar0